Dalam dunia konstruksi jalan, kualitas aspal sangat menentukan ketahanan dan kenyamanan jalan. Salah satu metode yang digunakan untuk menguji kualitas perkerasan aspal adalah pengujian core drill. Namun, banyak yang masih bingung bagaimana cara membuat laporan pengujian core drill aspal yang benar dan sesuai standar. Tanpa laporan yang akurat, evaluasi kualitas aspal bisa menjadi tidak valid dan mengakibatkan perbaikan jalan yang tidak efisien.
Solusi dari permasalahan ini adalah memahami format dan isi laporan pengujian core drill aspal yang sesuai dengan standar industri.
Melalui percakapan tim Vasiota dengan Indra Jaya Tektona selaku perusahaan yang jual alat laboratorium teknik sipil terelengkap, kami akan membahas contoh laporan pengujian core drill aspal serta langkah-langkah dalam menyusunnya. Simak pembahasannya hingga akhir agar Anda mendapatkan panduan lengkap!
Apa Itu Pengujian Core Drill Aspal?
Pengujian core drill aspal adalah metode untuk mengambil sampel inti dari perkerasan aspal guna mengevaluasi ketebalan, kepadatan, dan kualitas materialnya.
Uji ini penting untuk memastikan bahwa spesifikasi teknis proyek jalan telah terpenuhi.
Tujuan Pengujian Core Drill Aspal
Pengujian ini memiliki beberapa tujuan utama, antara lain:
- Mengetahui ketebalan lapisan aspal yang telah terpasang
- Mengevaluasi kepadatan dan homogenitas aspal
- Memverifikasi kesesuaian campuran aspal dengan spesifikasi yang ditetapkan
- Mengidentifikasi potensi kerusakan atau ketidaksesuaian sebelum terjadi kegagalan struktur jalan
Peralatan yang Digunakan dalam Pengujian Core Drill Aspal
Untuk melakukan pengujian core drill, beberapa peralatan utama yang digunakan meliputi:
- Mesin core drill dengan mata bor khusus aspal
- Silinder penampung sampel untuk menyimpan hasil pengeboran
- Alat ukur ketebalan untuk mengukur lapisan aspal
- Timbangan digital untuk mengukur berat sampel
- Oven laboratorium untuk pengeringan sampel
Langkah-Langkah Pengujian Core Drill Aspal
- Menentukan titik lokasi pengeboran sesuai dengan spesifikasi proyek
- Memastikan peralatan dalam kondisi baik dan siap digunakan
- Melakukan pengeboran menggunakan mesin core drill hingga mencapai lapisan dasar
- Mengeluarkan sampel inti dan membersihkannya dari residu yang menempel
- Mengukur ketebalan dan berat sampel untuk dianalisis lebih lanjut
- Mencatat hasil pengukuran dalam format laporan pengujian
- Menganalisis dan membandingkan hasil dengan spesifikasi teknis yang berlaku
Contoh Laporan Pengujian Core Drill Aspal
LAPORAN PENGUJIAN CORE DRILL ASPAL
Proyek: [Nama Proyek]
Lokasi: [Alamat/Detail Lokasi Pengambilan Sampel]
Tanggal Pengujian: [Tanggal]
Pelaksana: [Nama Tim/Instansi]
1. Pendahuluan
Pengujian core drill aspal dilakukan untuk mengevaluasi kualitas lapisan perkerasan jalan, termasuk ketebalan, kepadatan, kadar aspal, gradasi agregat, dan keberadaan cacat struktur. Uji ini penting untuk memastikan kepatuhan terhadap spesifikasi teknis dan memprediksi daya tahan perkerasan.
2. Tujuan Pengujian
- Mengukur ketebalan lapisan aspal.
- Menilai tingkat kepadatan dan derajat pemadatan.
- Mengevaluasi kualitas material (kadar aspal, gradasi agregat).
- Mengidentifikasi cacat seperti segregasi, retak, atau kontaminasi.
3. Metode Pengujian
a. Peralatan:
- Mesin core drill dengan diameter inti 100–150 mm.
- Timbangan digital, oven, alat pengukur kepadatan (nuclear density gauge atau metode air displacement).
- Perangkat analisis kadar aspal (ekstraksi atau metode pembakaran).
b. Prosedur:
- Pengambilan Sampel:
- Lokasi sampel dipilih secara acak/sistematis sesuai grid yang ditentukan.
- Inti aspal diambil hingga mencapai lapisan pondasi.
- Pengukuran Lapangan:
- Ketebalan lapisan aspal diukur langsung dari sampel.
- Kepadatan lapangan diukur menggunakan nuclear density gauge.
- Analisis Laboratorium:
- Kadar Aspal: Metode ekstraksi dengan soklet atau alat pembakaran (ASTM D2172).
- Gradasi Agregat: Analisis saringan (ASTM C136).
- Kepadatan Maksimum: Uji Marshall (ASTM D1559) atau uji kepadatan bulk.
- Visual Inspection: Pemeriksaan cacat fisik (retak, segregasi).
4. Hasil Pengujian
a. Data Ketebalan Lapisan Aspal:
No. Sampel | Lokasi | Ketebalan (cm) | Spesifikasi (cm) | Keterangan |
---|---|---|---|---|
1 | STA 0+100 | 9.8 | 10 ± 0.5 | Memenuhi |
2 | STA 0+250 | 9.2 | 10 ± 0.5 | Tidak Memenuhi |
b. Kepadatan dan Derajat Pemadatan:
No. Sampel | Kepadatan Lapangan (kg/m³) | Kepadatan Maksimum (kg/m³) | Derajat Pemadatan (%) | Spesifikasi (%) |
---|---|---|---|---|
1 | 2,300 | 2,350 | 97.9 | ≥ 95% |
c. Kadar Aspal dan Gradasi Agregat:
- Kadar Aspal Rata-rata: 5.2% (Spesifikasi: 5.0–6.0%).
- Gradasi Agregat: Sesuai kurva spesifikasi (lampirkan tabel/data).
d. Temuan Visual:
- Sampel 2 menunjukkan segregasi agregat di bagian bawah lapisan.
5. Analisis
- Ketebalan: 1 dari 2 sampel tidak memenuhi spesifikasi, perlu pemeriksaan lebih lanjut di area STA 0+250.
- Kepadatan: Derajat pemadatan mencapai ≥ 95%, memenuhi standar.
- Kadar Aspal: Dalam rentang yang diizinkan.
- Cacat: Segregasi pada sampel 2 mungkin disebabkan oleh pemadatan tidak merata atau penanganan material yang kurang baik.
6. Kesimpulan
- Sebagian besar parameter memenuhi spesifikasi, kecuali ketebalan pada STA 0+250.
- Kepadatan dan kadar aspal terkontrol dengan baik.
- Temuan segregasi perlu ditindaklanjuti untuk mencegah kerusakan dini.
7. Rekomendasi
- Lakukan pengupasan dan pelapisan ulang di area STA 0+250.
- Periksa prosedur pemadatan dan distribusi agregat di lapangan.
- Uji tambahan sampel di sekitar lokasi segregasi untuk memastikan konsistensi.
Lampiran:
- Foto sampel core drill.
- Grafik gradasi agregat.
- Laporan lengkap hasil laboratorium.
Penyusun,
[Nama dan Tanda Tangan]
[Jabatan]
Catatan: Sesuaikan data numerik, lokasi, dan spesifikasi sesuai hasil aktual di lapangan.